Selasa, 20 Desember 2011

Belajar pada kehidupan

Seorang Guru, Sahabat dan Mentor saya suatu hari pernah mengatakan. “Rul, bukan hal yang sulit saat ini, ketika kamu hendak ber-sedekah, misalnya 10% dari penghasilanmu. Tinggal datang ke ATM, masukan kartu ATM, lalu tekan menu transfer, masukan no Rekening Yayasan Pengelola Zakat/Sedekah, masukan 10% nilai uang yg akan di transfer dan transfer uang pun selesai. Kewajiban ber-sedekah pun beres. Simple, mudah dan sepele” begitu kata sahabat saya ini. Uang yang kita sumbangkan mau dipergunakan dengan benar atau tidak, bukan urusan saya. Yang penting saya sudah ber-amal. Begitu kurang lebih cara pandang secara umum orang-orang yang punya niat baik dan memang kita orang modern diprogram seperti itu.
Tidak ada yang salah dengan cara itu, betul… tidak ada yang salah. Tapi… kata sahabat saya melanjutkan. Menjadikan uang sedekah/zakat yg 10% itu menjadi 10, 100 atau 1000 nasi bungkus dan kita sendirilah yang menyerahkannya ke pada saudara kita yang membutuhkannya bukanlah pekerjaan mudah dan sungguh sangat membutuhkan kekuatan tekad hati yang tulus, juga kekuatan fisik untuk berjalan dari pintu hati ke pintu hati lainnya.
Kalimat terahir itu yang membuat saya tersentak dan merenung, benar… ini sebuah tantangan yang luar biasa. Seminggu kemudian tepatnya 3 tahun lalu (thn 2008), ketika itu saya hendak pergi Sholat Jum’at. Sebelum masuk mesjid, saya mampir ke sebuah warung nasi, lalu saya pesan 10 nasi bungkus. Setelah selesai sholat Jum’at, pesanan nasi bungkus saya ambil, dengan berjalan kaki saya bagikan satu persatu ke setiap orang yang saya temui, ada pengemis, abang becak, pedagang kaki lima, dsb, siapapun yang sekiranya memerlukan. Wuih… ternyata bukan pekerjaan mudah bagi orang seperti saya…. betul, sungguh membutuhkan tekad dan fisik yang tidak sederhana…. Namun, ajaib….. sangat ajaib…. ada rasa syukur dan bahagia yang tidak dapat saya lukiskan dan gambarkan dalam tulisan ini… Sebuah kenikmatan dan kebahagiaan yang belum pernah saya peroleh sebelumnya.
Minggu depannya di hari yang sama saya ulangi lagi kegiatan tersebut dengan menambah jumlah nasi bungkus, menjadi 20. Minggu depan nya lagi saya tambah lagi… tambah lagi…. Fantastik ya Alloh… saya kecanduan, kecanduan Nikmat dan Karunia NYA…. Saya ajak Istri dan Anak-anak saya untuk ikut membagikan… Alhamdulillah… sampai hari ini kami masih kecanduan….
Banyak orang lebih memilih ber-sedekah Instant 10% lewat transfer, tidak ada yang salah. Tapi “Amal Instant” seperti itu seolah-olah kita seperti meng-gaji orang lain untuk melakukan pekerjaan sedekah kita. Sekali lagi ini tidak ada yang salah…. tapi apabila kita mau mengkombinasikan dengan “amal nasi bungkus” yang kita bagikan langsung, maka kita akan mendapatkan “pelajaran kehidupan” sebagai bonusnya. Dalam setiap Nasi Bungkus yang kita bagikan, kita ber-interaksi langsung dengan kehidupan, yang ahirnya bisa tetap menjaga api motivasi semangat hidup tetap membara…..
Jika kita setia pada hal-hal kecil, maka kita akan dipercaya akan hal-hal besar…. Terima kasih, guru, sahabat dan mentor saya pak Krishnamurti…. anda adalah inspirasi yang luar biasa…..
dikutip dari semuasaudara.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar