Senin, 17 Oktober 2011

Peternakan, solusi Indonesia


Indonesia, sebagai negara berkembang memiliki tingkat kompleksitas dalam bidang pengentasan kemiskinan. Data yang dirilis BPS 2011, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 32,53 juta jiwa dan penduduk miskin di pedesaan menyumbang angka sebesar  20,61 juta jiwa. Tingginya tingkat kemiskinan di pedesaan, lebih terjadi karena tingginya tingkat pengangguran sebagai effect dari rendahnya lapangan kerja yang ada di pedesaan. Banyak dari usia produktif yang ada di pedesaan kesulitan dalam mencari lapangan kerja. Akibatnya, banyak dari usia produktif memilih untuk urbanisasi ke kota tanpa adanya modal dan skill. Artinya, perlu adanya sebuah program yang nyata agar tingkat kemiskinan terutama di pedesaan dapat ditekan sekaligus menekan tingkat urbanisasi masyarakat miskin pedesaan menuju ke perkotaan.
Peternakan sebagai salah satu sumberdaya domestic bagian dari sub sektor dari pertanian, mempunyai andil yang besar dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Kontribusi sektor peternakan dalam peningkatan devisa negara cukup signifikan. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sektor peternakan mampu menyumbang pertumbuhan sebesar 3,6% pertahun. Tingginya pertumbuhan dari sektor peternakan ini, diakibatkan oleh tingginya tingkat permintaan dari masyarakat akan kebutuhan protein hewani. Penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta jiwa, menjadikan alasan yang nyata dari tingginya permintaan pasokan protein hewani terutama daging sapi. Sayangnya, tingginya permintaan daging sapi ini masih terganjal dengan perbandingan dari kelahiran dan jumlah pemotongan ternak. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani, khususnya ternak sapi potong, maka pemerintah mencanangkan program swasembada daging 2014. Target dari program ini adalah tercukupinya kebutuhan protein hewani masyarakat terutama daging. Untuk memenuhi target ini, pemerintah menargetkan 14,2 juta ekor dengan tingkat pertumbuhan sebesar 12,48% pada tahun 2014. Selain itu, Out put dari program ini adalah terserapnya tenaga kerja 76 ribu orang /tahun.
DIlihat dari data diatas, potensi peternakan dilihat dari sudut pandang manapun, sebenarnya bisa menjadi alternatif, terutama bagi peningkatan kesejahteraan indonesia. Namun sekarang, permasalahannya bukan pada potensi itu sendiri, namun karena minimnya sumber daya profesional yang mau terjun ke bidang ini. Dilihat dari jumlah lulusan sarjana pertanian ataupun peternakan pertahun, sebenarnya cukup untuk membuat indonesia mampu mandiri, menuju ketahanan pangan. Regulasi pemerintah dan proses pembelajaran, layaknya perlu mendapat perhatian baru. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar